NIKMATI PERJALANANNYA SELAGI NBISA DAN SENIKMAT MUNGKIN

Kota Lama Semarang : Jelajah Kampung Eropa Malam Hari

Kota Lama Semarang : Jelajah Kampung Eropa Malam Hari

 lagi jalan-jalan ke Semarang atau mau mengisi hari libur dengan menikmati keadaan alam tempo dulu.  yuuk, simak. ada apa sih kota Lama Semarang?!

 
  1. Kawasan Kota Lama Semarang
Kota lama Semarang dimulai pertama kali pada abad ke 18 ketika era pemerintahan Hindia Belanda. Hampir sama dengan kota lama-kota lama di berbagai kota besar di sepanjang pulau Jawa seperti Surakarta, Jogjakarta dan Jakarta. Semarang juga memiliki kota lama dimana ketika itu sebagai pusat perekonomian dan budaya masyarakat Jawa Tengah sekaligus menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang berada di Jawa Tengah. Pada masanya dahulu beberapa etnis berkumpul menjadi satu di area kota lama Semarang. Dibagian utara yang dipotong oleh Kali Mberok terdapat kawasan kampung melayu yang beragama islam dengan peninggalan berupa Masjid Layur (Masjid Menara) , sementara di sisi barat terdapat kawasan orang Jawa islam dengan dibangunnya Masjid Kauman Semarang.  Sedang disisi selatan, terdapat pemukiman keturunan cina yang berkumpul menjadi satu membentuk kawasan Pecinan Semarang. Sedang bagian dalam Kota Lama terdapat bagunan arsitektur yang bagus, masyarakat menamai dengan gereja Blenduk.
 
 


Kawasan Kota Lama Semarang Malam
Dikawasan kota lama Semarang tak ubahnya kota mati apabila tidak terdapat beberapa titik bisnis seperti Stasiun dan Polder Air Tawang, Pabrik Rokok Praoe Layar, Bank Mandiri, Asuransi Jiwa Sraya dan Ikan bakar Cianjur. Beberapa analisis yang pernah diceritakan, ada beberapa alasan kenapa kota lama Semarang yang menjadi puncak bisnis kota itu di tinggalkan dan berpindah ke kawasan lain di kota Semarang seperti Simpang Lima hingga Peterongan karena beberapa alasan sebagai berikut. Satu, karena kawasan kota lama ketika itu sudah sangat ekslusif terutama pada biaya sewa, sehingga banyak pelaku bisnis yang meninggalkan dan berpindah ke tempat lain. Dua, karena kawasan kota lama Semarang sedikit demi sedikit sudah mulai terpendam sehingga di bawah batas air laut yang menjadikan air sungai tidak bisa hanyut ke laut tapi kembali ke kota (rob) sehingga area 
 kota lama menjadi mudah banjir.
 
 


 
Jalan Glatik Kota Lama Semarang Malam
Dengan segala kelebihan dan kekurangan Kota Lama ternyata kota lama memiliki semua cerita sejarah yang panjang. Namun untuk hal tersebut belum mampu terurai di coretan saat ini. Nah, untuk mencapai kawasan Kota Lama Semarang tidak perlu bingung karena tempat ini mudah di temukan dari arah mana saja. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Kota Semarang. Apabila Petualang dimulai dari Demak (kota) silakan ke arah Terminal Terboyo – menuju Jalan Raden Patah –  Kota Lama, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 jam.  Apabila dari arah Ungaran silakan Petualang berjalan ke Banyumanik – Peterongan – Jalan MT Haryono – Bundaran Mbubakan – Jalan Cenderawasih – Kota Lama Semarang. Ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit.



Stasiun Tawang dan Polder Air Tawang Malam
Untuk Petualang yang berada di jalur barat, silakan menuju Mangkang – Bundaran Kali Banteng (masuk kota) – Bundaran Tugu Muda dan Lawang Sewu – Jalan Pemuda – Pasar Johar (belok kiri jalan terus karena satu arah) – Kota Lama Semarang. Cukup dengan waktu sekitar 45 menit dapat mencapai kawasan kota lama Semarang dengan nyaman. Karena jalur menuju kota lama berada di pusat kota, petualang akan banyak menemukan titik perhentian lalu lintas kota. Sabar saja karena Kota Lama Semarang tak pergi kemana.



Polder Air Tawang Kota Lama Semarang
Titik yang wajib untuk dikunjungi adalah Kawasan Stasiun Tawang dan Polder Air Tawang. Stasiun Tawang yang terletak di Jalan Taman Tawang, dibangun oleh NIS (Nederlandsche Indische Spoorweg Maatscharij), yang diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda bernama Baron Sloet Van De Beele. Stasiun ini menggantikan stasiun sebelumnya dibangun pada 16 Juni 1864 sampai dengan 10 Februari 1870 yang melayani jalur Semarang – Jogja – Solo. Arsitek gedung ini adalah JP De Bordes. Bangunan ini selesai dibangun pada bulan Mei 1914. Bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang Indische yang sesuai dengan kondisi daerah tropis. Sedang Polder air Tawang di bangun untuk menjadi pusat pembuangan air dari kawasan sekitarnya lalu di alirkan ke laut untuk mengurangi ROB. Polder Tawang ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan karena kondisinya yang tidak nyaman dan berbau busuk. Namun saat ini, Polder Air Tawang sudah bagus dan menggagumkan untuk di kunjungi.



Pesimpangan Kota Lama Semarang Malam
Disekitar Kawasan Polder terdapat pabrik rokok Praoe Lajar (Prau Layar) yang sudah lama beroperasi sampai sekarang. Pabrik rokok yang dibanguan jaman Hindia Belanda ini menempati sebuah gedung tua di Jalan Merak kawasan kota Lama. Pabrik rokok ini masih beroperasi hingga kini. Bisa jadi sebagian Petualang belum pernah melihat bentuk rokoknya, kerena persaingan yang ketat di dunia tembakau sehingga pemasaran tidak sebanyak perusahan tembakau lainnya.



Kali Mberok Johar pabrik rokok prau layar
Selanjutnya menuju kawasan tengah Kota Lama yang berada di persimpangan perempatan Jalan Glatik, Jalan Garuda dan Jalan Jend Soeprapto.  Persimpangan ini cocok untuk berfoto ria dan mengabadikan tentang kota lama. Kondisinya yang bersih dan ramai sehingga aman leluasa untuk santai dan melakukan aktivitas lain lain. Ada taman dan tempat duduk di sekitar persimpangan tersebut, hanya berjalan kaki beberapa meter. Beberapa lampu menerangi setiap sudut jalan, nampak semakin indah dan menyenangkan. Beberapa kuliner tersedia seperti sego kucing (nasi bungkus), nasi goreng dan ikan bakar Cianjur serta beberapa menu lainya.



Gereja Blenduk Kota Lama Semarang
Petualang bisa melanjutkan berjalanan ke arah barat sekitar 10 meter, maka akan menemukan bagunan kuno yang sampai hari ini masih digunakan yaitu gereja Blenduk. Bagunan ini juga salah satu icon kota semarang selain Masjid Agung Jawa Tengah, Tugu Muda dan Lawang Sewu. Bangunan ini berusia lebih dari 200 tahun dan masih kokoh berdiri. Masyarakat menamai dengan kata Blenduk karena dibagian atas ( menara)  dan sebuah kubah besar berbentuk setengah bola, orang jawa menyebutnya Mblenduk (mengembang ke atas). Bangunan ini mulai berdiri pada tahun 1753, digunakan untuk gereja Nederlandsche Indische Kerk. Gedung telah mengalami beberapa kali renovasi hingga nampak seperti saat ini. Perancang bangunan ini adalah De Wilder dan W. Westamas.



Jalan Kota Lama Semarang ke Kali Mberok
Jika di tarik garis lurus dari perempatan jalan Glatik melewati Blenduk ke arah barat menuju Kali Mberok (Pasar Johar) maka akan ditemukan keindahan sisi lain dari kota lama Semarang. Karena jalan ini adalah salah satu titik kawasan yang benar-benar terawat dibandingkan dengan jalan jalan yang lain di sekitar Kota Lama Semarang. Petualang bisa melanjutkan menuju jembatan Kali Mberok. Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1705. Mberok dalam pelafalan lidah Belanda sebenarnya adalah Burg (jembatan), karena kebanyakan orang jawa sulit untuk melafaskan dalam bahasa Belanda.



Kota Lama Semarang Di malam hari
Beberapa tempat yang bisa dikunjugi di dekat Kota Lama adalah Masjid Tua kota Semarang  seperti Masjid Menara yang berada di jalan Layur kampung melayu dan Masjid Besar Kauman yang terletak di Jalan Alun-alun Kota Semarang Tempo dulu. Jangan lupa untuk berbelanja batik atau keperluan lainnya di Pasar Johar. Jangan malu-malu untuk menawar harga, dengan uang sedikit Petualang bisa mendapatkan barang yang lumayan

 https://coretanpetualang.wordpress.com/2011/03/03/kota-lama-semarang-jelajah-kampung-eropa-malam-hari/#comment-1498

Lebih Dekat Dengan Semarang : Catatan Sejarah Kebudayaan Semarang Tempo Dulu

Lebih Dekat Dengan Semarang : Catatan Sejarah Kebudayaan Semarang Tempo Dulu.

Kota Semarang merupakan ibu kota Propinsi Jawa Tengah yang terletak disebelah utara pulau Jawa, secara geografis kota Semarang bersebelahan dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Ungaran di sebelah selatan dan sebelah timur terdapat Kabupaten Demak. Luas kota Semarang hanya sekitar 373,67 km. Dihuni sekitar 1,3 juta jiwa yang beraneka ragam budaya dan kekhasan masing-masing. Berkembang beberapa suku seperti Jawa, Tionghua dan Arab, serta memiliki budaya yang menarik yang merupakan perpaduan budaya-budaya yang dahulunya merupakan cikal-bakal Semarang. Merujuk pada bangunan sejarah dan nama-nama tempat di kota Semarang, maka kebudayaan yang pada saat lalu berkembang seperti Islam, Tionghua, Eropa dan Jawa (pribumi). Keempat kebudayaan tersebut berbaur yang berpengaruh penting pada perkembangan Semarang tempo dulu. Sisa kebudayaan tersebut masih berdiri dengan kokoh diterpa budaya modern yang berada disekitar Pasar Johar (Kali mberok).
Sejarah Semarang lama mencatat bahwa terdapat tempat-tempat yang menjadi pusat peradaban budaya yang saat ini masih eksis dan sebagian hanya tinggal kenangan (bangunan tua). Tempat tersebut dibagi menjadi 4 (empat) yaitu : Kampung Kauman, Kampung Pecinan, Kampung Belanda ( Little Netherland), dan Kampung Melayu. Kampung Kauman pada tempo doeloe merupakan kawasan padat penduduk keturunan jawa, sekarang keturunan Arab juga banyak. Kampung Pecinan dihuni sebagian besar oleh keturunan Tionghua dan Kampung Belanda merupakan daerah pemerintahan dan kota kecil yang sekarang disebut dengan  Semarang Kota Lama. Sementara Kampung Melayu lebih banyak keturunan Arab, dan pada saat ini masyarakat Jawa lebih banyak berada di daerah kampung melayu.
Tulisan terdahulu tentang Sejarah Kali Mberok, Kawasan Kota Lama dan Masjid-Masjid Lama di Kota Semarang mencatat bahwa keempat kebudayaan tersebut menyatu dan saling berkaitan. Melihat bentuk tata kota Semarang pada zaman sekarang maka sebenarnya masih nampak sedikit berkumpulnya kebudayaan-kebudayaan yang berbeda di Semarang. Sebagai titik sentral adalah jembatan kali mberok, maka kampung melayu berada disebelah utara yang terdapat jalan Layur dan Masjid Menara. Sementara Litte Netherland berada di sebelah timur yang sekarang menjadi Kawasan Kota Lama dan berjajar gedung-gedung Pemerintah Belanda ke arah barat hingga ke Bundaran Tugu Muda. Sementara di sebelah barat kali mberok merupakan kawasan etnis jawa yang disebut dengan Kauman. Masyarakat Tionghua lebih banyak berkumpul diselatan kali mberok yang sekarang menjadi kawasan pecinan.
KAUMAN…
Kauman atau kampung Kauman secara legendaris merupakan kaum yang dihuni oleh masyarakat Jawa yang lebih cenderung religi beragama Islam. Ciri khas utamanya adalah banyaknya Santri yang merupakan pusat Semarang tempo dulu. Bangunan yang masih kokoh berdiri adalah Masjid Agung Semarang Kauman. Sebagai pusat peradaban Islam, maka Kauman sangat berperan penting dalam perkembangan Kota Semarang seperti saat ini. Penduduk yang padat menjadi poin tersendiri bagi kebudayaan Jawa yang direpresentasikan dalam Kampung Kauman. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Kauman? Dalam berbagai literasi sejarah jawa, Kauman sering disemayamkan pada kota-kota lama yang bernafaskan Islam. Tidak hanya di Semarang, di Surakarta, Jogjakarta, Demak terdapat tempat yang bernama Kauman. Karena pada era dulu,  Kauman merupakan ciri khas kebudayaan Jawa yang lebih dekat dengan agama Islam. Ciri khas utama Kauman adalah adanya Masjid Wali, bundaran Alun-alun, pusat pemerintahan dan pasar tradisional. Walaupun rumus tersebut tidak harus sama.
Keempat pilar utama tersebut yang menjadikan pencirikhasan Kauman. Masjid sebagai tempat ibadah, Bundaran Alun-alun sebegai saran sosial masyarakat dan pemerintah, Pasar Tradisional sebagai pusat bisnis dan kebutuhan sehari-hari, dan pusat pemerintahan merupakan komponen pengatur regulasi yang diterjemahkan kedalam peraturan (fatwa). Nah, kembali ke Kawasan Kauman Semarang, sejarah menulis bahwa kawasan Kauman Semarang muncul ketika kerajaan Demak Bintoro (bintara) berdiri yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Nama Kauman sendiri berasal dari kata kaum sing aman (kaum = qoum = tempat tinggal orang Islam). Jadi Kauman bisa bermakna tempat tinggal masyarakat Islam yang aman.
Ketika kerajaa Demak Bintoro sudah berdiri kokoh, maka untuk mempersatukan Demak dengan wilayah sekitarnya perlunya birokrasi pemerintahan yang bisa mengaturnya, salah satu tokoh yang memengang peran penting adalah Ki Ageng Pandan Arang I . Ki Ageng Pandan Arang merupakan putra dari Panembahan Sabrang Lor (Sultan Kedua dari Kesultanan Demak), pada awal babat alas diwilayah Semarang sebenarnya wilayah yang dituju disekitar Pragota (sekarang bernama Bergota). Namun kemudian zaman berkembang, maka Ki Ageng Pandan Arang kemudian juga menyebarkan Islam dan wilayahnya hingga Pedamaran (sekarang jalan Pedamaran yang berada di wilayah Semarang Tengah dan masih ada Pasar Pedamaran – berkembang lagi menjadi pasar Yaik dan Johar). Perkembangan tidak hanya sampai pusat ekonomi, namun juga pusat religi dengan membangun Masjid yang berada disebelah barat kali mberok yang sekarang bernama Masjid Agung Kauman Semarang.
Setelah Ki Ageng Pandan Arang I wafat, maka posisi pemerintah diserahkan pada anaknya yang bermana Pangeran Mangkubumi (atau disebut juga Ki Ageng Pandanaran II – Sunan Bayat). Pada tahun 1695, kawasan kota lama Semarang dihuni oleh beragam etnis yang bertujuan untuk melakukan perdagangan dan ekspansi wilayah. Ekspansi wilayah dilakukan oleh orang-orang Eropa (Belanda) yang ikut berkembang di Kawasan Kota Lama. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda membangun kawasan elit dan perkantoran yang berjajar dari bundaran Bubakan hingga Bundaran Tugu Muda. Kemudian ada istilah yang membagi wilayah menjadi dua yaitu gedongan bagi kawasan elit Hindia Belanda dan Perkampungan bagi warga pribumi. Nah, kawasan perkampungan ini sekarang dikenal sebagai kampung pecinan, melayu dan kauman (Kalau bisa di katakan sebenarnya inilah kawasan kota lama sesunguhnya).
PECINAN…
Pecinan merupakan sebutan bagi masyarakat tionghua dan keturunannya yang hidup berkemlompok menjadi satu wilayah. Pada awalnya orang Tionghua bertempat di  Kota Lama, sebenarnya mereka hidup dan bertempat tinggal di Little Netherland yang berada di Kawasan Kota Lama. Namun pada tahun 1695 pemerintah Hindia Belanda secara tidak langsung membatasi akses masyarakat Tionghua hingga akhirnya berpindah di sekitar kawasan kampung Melayu. Namun karena nilai ekonomis dan budaya, orang-orang tionghua lebih banyak berkembang di sekitar selatan Kauman. Perkembangan masyarakat tionghua semakin banyak dan kemudian mendirikan kawasan dan rumah-rumah sendiri yang dibuat dengan atap genting dan pagar-pagar tinggi. Rumah-rumah masyarakat tionghua pertama kali berada di sekitar Pecinan Lor dan Wetan. Karena membutuhkan biaya tinggi dan berbagai syarat yang tidak mudah dalam mendirikan rumah, maka ketika itu hanya orang-orang tionghua yang kaya saja yang bisa membangun rumah.
Kondisi jalan yang tidak terlalu lebar seperti sekarang, membuat masyarakat Tionghua menciptakan sebuah moda transportasi dengan memakai tenaga kuda yang disebut dengan Be Too. Masyarakat Tionghua lebih banyak melakukan aktivitas perdangangan yang berasal dari Cina (Tiongkok) seperti perhiasan, sutra, keramik dan lain sebagainya. Hingga sekarang, perdangangan tersebut masih banyak bergerak di kawasan pecinan. Misalnya kawasan perhiasan dan kain yang berada di Jalan Wahid Hasyim. Poin yang menjadi titik kebangkitan orang Tionghua di Semarang adalah ketika Pemerintah Hindia Belanda mulai mendekati orang-orang Tionghua yang sukses. Salah satunya dengan mengangkat orang Tionghua menjadi pejabat di kantor-kantor pemerintah Hindia Belanda. Kwee Kiau Loo adalah orang Tionghua pertama yang menjadi pejabat Hindia Belanda.
Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, ketika Semarang secara de yure diserahkan kepada Pemerintah Hindia Belanda yang dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie – Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) oleh Susuhunan Mataram maka beradaan masyarakat Tionghua sedikit menjadi bergoyah. Salah satunya dengan memberikan pajak tinggi terhadap barang dagangan yang dikelola olah orang Tionghua seperti arak dan garam. Walapun begitu, pajak yang dikenakan justru merupakan sumbangan tinggi bagi  keberadaan Semarang pada masa lalu.  Dalam bidang perdagangan, orang Tionghua di Semarang memiliki peranan yang besar karena adanya pendapatan masuk ke kas pemerintah Hindia Belanda dari faktor pajak dan cukai.
Pada masa itu, banyak orang Tionghua yang menjadi kepala kapal (syahbandar) karena memang, perdagangan ekspor dan impor dilakukan dengan jalur laut pelabuhan Semarang. Sehingga ada istilah yang mengatakan ada banyak bandar di kawasan pecinan, sampai sekarang penamaan bandar bisa di temukan di sekitar kawasan pecinan yang bernama Jalan Subandaran. Selain berperan dalam pendapatan dari cukai dan pajak, orang Tionghua juga berperan dalam mendirikan beberapa pabrik-pabrik kecil yang bisa menjadi tempat mata pencaharian penduduk lain.
KAMPUNG EROPA (LITTLE NETHERLAND)
Kampung Eropa atau Little Netherland merupakan sebutan untuk wilayah yang dihuni oleh orang-orang Belanda. Kawasan yang lebih umum disebut dengan Kota Lama Semarang ini mulai berkembang pada tahun 1741. Pada awal mula, kawasan eropa ini hanya berupa gedung perkantoran, gudang, namun kemudian berkembang menjadi pusat budaya dan perdagangan dengan banyaknya bermunculan hotel, perumahan elit dan beberapa bangunan lain. Ciri mendasar dari sebuah kampung Eropa adalah desian gedung dengan arsitektur model art deco. Bangunan yang masih terawat seperti Bangunan Lawang Sewu yang merupakan bekas perkantoran bagi perusahaan Kereta Api Hindia Belanda atau NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij). Orang Belanda yang bermukim di Semarang tidaklah sebanyak orang Tinghua, namun mereka menguasa segala akses pemerintahan dan perdanganan sehingga lebih mudah melakukan pertukaran budaya.
Kawasan perumahan kaum elit dibuat sedemikian rupa (kawasan gereja blenduk), membuat akses jalan darat seperti jalan Deandels dan Jalur kereta api yang menghubungkan antara SemarangSurakartaJogjakarta dan Ambarawa. Peranan penting yang bisa telihat adalah adanya transportasi perkeretaapian yang bagus yang merupakan cikal-bakal seluruh jalur kereta api di Indonesia. Karena memang, Trans Kereta Api Semarang – Tanggung (Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah) yang dibuat pada tahun 1867 merupakan jalur kereta api yang pertama di Indonesia. Selain membangun sarana transportasi, orang Belanda juga membuat akses semakin mudah dari kota ke kota di jawa tengah dimulai dari Semarang, walaupun banyak masyarakat pribumi yang menjadi tidak nyaman karena adanya tanam paksa dan rodi.
Dua (2) bangunan yang sekarang menjadi icon Semarang merupakan peninggalan orang eropa dimasanya yaitu Lawang Sewu dan Gerejo Blenduk. Sementara Stasiun dan Polder tawang merupakan sarana yang dibuat untuk mempermudah akses perdagangan.
KAMPUNG MELAYU…
Kampung melayu Semarang merupakan perkampungan yang dihuni oleh etnis keturunan Arab dan sebagian dari orang Tionghua. Keberagaman ini kemudian yang menjadikan penaman dari Melayu. Saat ini kampung melayu bisa di lihat di sekitar jalan Layur, dimana dijalan tersebut berdiri masjid lama yang disebut dengan Masjid Menara. Karena memang terdapat menara yang berfungsi sebagai tempat adzan. Namun saat ini keberadaan orang-orang Arab dan Tionghua di jalan layur dapat dikatakan hampir tidak ada. Hal utama yang menyebabkan karena adanya aliran air sungai (rob) yang tidak lancar. Sehingga mudah terjadi banjir rob, menjadikan jalanan menjadi kotor sehingga nampak kumuh. Persoalan inilah yang hingga saat ini menjadi masalah utama Pemerintah Kota Semarang yang belum ada titik terang kapan bisa terselesaikan.
Sebagai gambaran sederhana dari kampung melayu adalah keberagaman budaya yang nampak dari bangunan rumah. Bangunan rumah yang disesuaikan dengan kekhasan etnis seperti ornamen kaligrafi bagi masyarakat arab. Sisa bangunan yang bisa dilihat dari kampung melayu di Semarang adalah Masjid Menara dan Klenteng yang saat ini ada di kawasan Pecinan.

 https://coretanpetualang.wordpress.com/2011/09/23/lebih-dekat-dengan-semarang-catatan-sejarah-kebudayaan-semarang-tempo-dulu/
liburadalah hal yang didambakan oleh semua. suatu momen berkumpul dengan keluarga, teman dan kolega. nah.. terkadang kita lupa bagaimana untuk mengisi hari libur itu dengan hal yang baik atau liburan menjadi nggak gariing. nah simak aja dengan baik.. :)

1. Museum
Anda bisa mencoba mengunjungi museum-museum yang tersebar di daerah Anda. Di Jakarta misalnya, ada banyak museum yang bisa dikunjungi. Meskipun kondisi museum nya mungkin tidak lebih baik dibandingkan dengan museum di luarnegeri, tetapi yang penting adalah apa yang akan Anda pelajari. Di luar negeri, pergi ke museum adalah hal wajib dan bahkan menjadi PR dari sekolah. Namun di Indonesia, hal ini masih belum menjadi kebiasaan.
2. Art Gallery
Cobalah ke galeri lukisan, atau foto dan pastikan Anda punya informasi mengenai apa yang akan Anda lihat, sehingga bisa menjawab pertanyaan anak-anak Anda. Jika ada sesi workshop untuk anak-anak, akan lebih baik. Atau, Anda bisa berkreasi sendiri membuat workshop di rumah.
3. Holiday Program
Biasanya beberapa sekolah menawarkan program liburan yang rekreatif selama 1 atau 2 minggu. Anda bisa mencoba sekolah-sekolah yang justru bukan tempat sekolah anak Anda saat ini, supaya anak Anda belajar cepat berinteraksi dengan orang baru dan sekaligus mencegah ketergantungan berada di dalam lingkungan yang sudah dikenal.
4. Kebun Binatang
Berikan informasi tambahan terkait binatang tersebut.
5. Bercocok tanam dan beternak.
Banyak tempat bermain yang sudah menawarkan hal ini di area bermainnya.Jika tidak ada dana, coba di halaman rumah sendiri saja. Anda juga bisa mencoba memelihara binatang bersama dan mencari tahu bagaimana cara memeliharanya. Kura-kura kecil, ikan kecil, atau binatang lain.
6. Outbond
Gali rasa berani dan mandiri anak lewat outing bersama keluarga, kemping, ke pantai, ke gunung, coba hal-hal baru dan jelaskan banyak hal. Gali juga perasaan anak Anda terkait pengalaman ini.
7. Wisata kuliner
Coba masakan baru dan jelaskan cara membuatnya. Atau, Anda bisa memasak bersama di rumah, masakan yang baru Anda temukan di sebuah tempat atau internet.
8. Olahraga
Apapun olahraganya, hal ini bisa menstimulasi anak untuk lebih kreatif, sportif dan sehat jiwa dan raga.
9. Berkunjung ke Panti Asuhan.
Cari tahu apakah program home-stay di panti Asuhan bisa dilakukan. Ini untuk menggali dan meningkatkan empati anak-anak Anda terhadap orang lain dan lingkungan.
10. Berkunjung ke rumah nenek, saudara, teman atau keluarga.
Sederhana, tetapi intinya, biarkan anak membaur dengan pemilik rumah dan mendapatkan cerita-cerita baru dari mereka.

jangan sia siakan liburan hanya dengan tidur dan nonton Tv saja. olahraga adalah salah satu hal yang menyenangkan dikala liburan datang.
 

5 landmark kota semarang

5 landmark kota semarang

Biasanya wisatawan berburu landmark kota sebagai tanda eksis. Kalau mampir Semarang, berikut lima penanda kota yang valid sebagai latar belakang foto narsis.

1. Simpang Lima
Simpang Lima dikenal sebagai alun-alun kota Semarang. Nama aslinya, Lapangan  Pancasila. Dulu, alun-alun Semarang terletak di Kawasan Kauman, yang kemudian berkembang sebagai sentra perbelanjaan. Atas usul presiden Soekarno lah  Lapangan Pancasila dijadikan alun-alun kota.
Simpang lima semarang

Simpang Lima mengacu pada lima jalan utama Semarang yang bertemu di alun-alun sebagai titik tengah. Sebagai alun-alun kota, denyut kehidupan Simpang Lima mulai berdetak cepat saat sore menjelang. Begitu juga di akhir pekan. Simpang Lima menjadi tempat interaksi antar warga Semarang. Dulu, pedagang kaki lima menyemut di sekitar Simpang Lima. Menawarkan ragam dagangan  mulai dari mendoan, teh poci, hingga jasa meramal nasib. Usai peremajaan akhir 2011, Simpang Lima kini hadir sebagai ruang publik yang tergolong nyaman, dikelilingi mal dan hotel, sentra komersial Semarang.
Trotoar bundaran Simpang Lima dipasang keramik cantik, membentang lebar hingga 8 meter. Yang kini ramai ialah permainan sepatu roda/inline skate dan scooter/otoped untuk anak-anak. Bisa bawa perlengkapan sendiri, atau menyewa ditempat. Tarif sewa sepatu roda rata-rata Rp 15 ribu per jam, tergantung model. Sedangkan scooter disewakan dengan tarif Rp10 ribu per jam.
Sepatu roda di simpang lima
Yang ingin sekadar duduk-duduk, silahkan saja. Pohon-pohon yang ditanam memutari lapangan cukup menurunkan suhu kota pelabuhan ini. Jalur batu untuk pijat refleksi kaki pun tersedia. Plus toilet umum yang cukup bersih. Jika ke Semarang, jangan lewatkan Simpang Lima, landmark penting kota ini. Selain itu, Simpang Lima ialah tempat yang tepat untuk mulai berinteraksi dengan warga lokal. Sekaligus titik tepat untuk melanjutkan penjelajahan berikutnya.


2. Lawang Sewu – Tugu Muda
Lawang sewu berarti 1000 pintu. Dinamai begitu karena memang banyak pintu pada gedung yang dibangun 1904-1907 itu. Namun faktanya jumlah pintu Lawang Sewu tak genap 1000.  Selain jumlah pintu yang berjibun, Lawang Sewu terkenal karena sarat mitos dan cerita horor. Banyak  paranormal, produser program televisi tayangan misteri ataupun orang-orang pecandu “kisah-kisah setan” yang akhirnya datang ke Lawang Sewu.
Lawang sewu semarang
Salah satu cerita horor yang paling beken tentang Lawang Sewu ialah banyaknya arwah gentayangan, hantu para tahanan perang masa pendudukan Jepang yang disiksa habis-habisan. Meski begitu, belum ada tur khusus mengenai misteri seperti hal nya ‘ghost tour’ yang sering jadi jualan wisata negara-negara di Eropa.
Kelar direnovasi sejak Juli 2011, Lawang Sewu seolah opa yang perlente. Namun hawa horor tak lantas pergi dari bangunan cantik bergaya art deco itu. Banyak spot bagus untuk diabadikan,  mulai dari bingkai jendela, lorong barisan pintu hingga kaca patri yang elegan. Sayang, tak tersisa lagi perabotan.
Kaca patri lawang sewu
Tiket masuk menikmati arsitektur indah bekas kantor kereta api ini hanya Rp5000 saja. Tapi, jika ingin menghayati suasana masa lalu, silahkan bertandang ke ruang bawah tanah dengan membayar tiket Rp10 ribu. Lawang Sewu buka setiap hari, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Untuk mencapai Lawang Sewu dari Simpang Lima, ambil jalan Pandanaran. Jalan ini berada di sisi kanan Masjid Baiturrahman Simpang Lima. Telusuri saja jalan besar yang banyak ditempati toko-toko penjual oleh-oleh bandeng presto khas Semarang itu. Lurus terus hingga tampak Tugu Muda. Perhatikan sisi kanan tempat Lawang Sewu berada.


3. Gereja Belenduk
Nama asli gereja ini, sesuai yang terpampang, ialah Gereja GPIB Immanuel. Namun, warga lokal lebih familiar dengan nama Gereja Belenduk, mengacu pada bentuk kubah yang membulat gemuk (belenduk).
Gereja Belenduk merupakan gereja umat kristen protestan. Terletak di  Jalan Letjend Suprapto No 32, Semarang, di kawasan Kota Lama Semarang. Dulu, jalan itu bernama Heerenstart. Gereja Belenduk dibangun tahun 1753 dengan nama Koepelkerk. Tapi saat itu, bentuk gereja ialah rumah panggung Jawa. Barulah pada 1787, rumah panggung Jawa dirombak total.
Versi Gereja Belenduk masa kini, dengan atap kubah beserta dua menara di sisi kiri dan kanan gereja merupakan rombakan tahun 1894. Hingga kini, salah satu gereja tertua di Pulau Jawa ini masih digunakan sebagai tempat ibadah setiap hari Minggu.
Gereja blenduk semarang
Gereja Belenduk bisa dikunjungi wisatawan yang ingin melihat interior di dalam gereja. Harga tiket Rp10 ribu. Gereja ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, kecuali saat Gereja Belenduk digunakan untuk pemberkatan pernikahan. Pada hari Minggu, jam kunjung wisatawan dibatasi, yaitu pukul 13.00-16.00 WIB. Sebab pada Minggu pagi, Gereja Belenduk digunakan sebagai tempat kebaktian umat kristen protestan.
Orgel cantik koleksi Gereja Belenduk merupakan sasaran foto favorit pengunjung. Kubah yang terbuat dari tembaga, deretan bangku jemaat yang merupakan versi orisinil hingga pintu ganda panel kayu dan bingkai jendela gereja ialah spot cantik yang bisa diabadikan.
Dari Tugu Muda, arahkan perjalanan menuju Pasar Johar melalui Jalan Pemuda, jalan besar di sisi kanan Lawang Sewu. Banyak tersedia angkutan umum dan bis kota. Sampai Pasar Johar, jalan sedikit atau naik becak ke Gereja Belenduk.


4. Kelenteng Sam Poo Kong (Cheng Ho)
Banyak yang menyebut Kelenteng Sam Poo Kong sebagai Kelenteng Cheng Ho. Konteks kelenteng yang disematkan pada sosok Cheng Ho mungkin agak membingungkan, mengingat penjelajah Tiongkok era 1405 – 1433 itu ialah seorang muslim.
Di Surabaya, ada masjid Cheng Ho, yang menandai sejarah keberadaan Cheng Ho di sana. Begitu juga di Palembang dan Pasuruan. Tapi di Semarang, bukan masjid yang dibangun untuk menandai petilasan Cheng Ho, melainkan kelenteng.
Kompleks kelenteng Sam Poo Khong terletak di kawasan Gedong Batu, Semarang. Terdapat patung Laksamana Cheng Ho dalam ukuran jumbo di pelataran. Namun, bukan patung itu yang menjadi bagian paling penting, melainkan Gua Sam Poo Khong dan Kelenteng Besar. Gua Sam Poo Khong menjadi istimewa karena gua itu lah yang diyakini sebagai petilasan Cheng Ho ketika awak kemudi armada kapalnya sakit keras. Gua berdinding batu ini juga memiliki sumber mata air yang tidak pernah kering. Selain itu ada Kelenteng Tho Tee Kong dan empat tempat pemujaan di kompleks ini.
Sam po kong semarang
Hingga saat ini Kelenteng Sam Poo Khong  yang merupakan tempat peribadatan umat Tri Dharma terbesar di Semarang, masih aktif digunakan untuk peribadatan. Namun, kelenteng ini juga terbuka untuk umum. Baik untuk merapal doa, membaca nasib atau sekadar berfoto ria. Kelenteng buka pagi hari mulai pukul 06.00 WIB dan baru tutup 23.00 WIB. Tiketnya Rp3 ribu untuk masuk kompleks kelenteng dan Rp20 ribu untuk masu bangunan kelenteng.
Menuju kelenteng Cheng Ho dari Tugu Muda, mudah saja. Pilih jalan lurus menuju Bandara A.Yani sampai menemukan  Bundaran Kali Banteng lalu lanjutkan ke jalan Pamularsih atau arah Solo. Kelenteng Cheng Ho terletak tak jauh dari titik itu.


5. Masjid Agung Semarang
Masjid Agung Semarang dibangun selama 5 tahun dan diresmikan tahun 2006. Bangunannya megah, menempati areal sekitar 10 hektar. Sedangkan pelataran masjid seluas 7500 meter persegi dilengkapi 6 payung raksasa yang otomatis membuka dan menutup, mirip milik Masjid Nabawi di Madinah.
Masjid agung semarang
Arsitektur masjid megah ini ‘berbau’ Jawa, Arab dan Roma. Karena itu, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung  Jawa Tengah ini juga merupakan destinasi wisata religi. Banyak yang pergi ke tempat ini untuk mengabadikan arsitekturnya. Selain itu, terdapat satu menara setinggi 99 meter, dinamai Al Husna Tower yang juga disukai pengunjung. Di menara itu, pengunjung bisa ke Museum Kebudayaan Islam di lantai 2 hingga menikmati makanan di restoran berputar di lantai 18. Tersedia juga teropong pandang di lantai 19 jika tertarik melihat pemandangan Semarang.
Tiket masuk menara Al Husna cukup Rp3.000 jika berkunjung sebelum pukul 17.30 WIB. Selewat jam itu, tiket masuk menjadi Rp4.000. Menara terbuka untuk umum, mulai pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Masjid ini terletak di Jalan Gajah. Dari Simpang Lima, pilih Jalan Brigjend Sudiarto lalu terus hingga perempatan Lamper. Belok kiri masuk Jalan Gajah, lalu lurus terus hingga menemukan masjid ini di sisi kiri jalan. Jarang ada angkutan umum melewati masjid ini. Jika tak menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya naik taksi.

http://www.wego.co.id/berita/5-landmark-semarang-yang-penuh-kenangan/

11 kuliner Semarang yang wajib dicoba

11 kuliner Semarang yang wajib dicoba

















Ayo melenggang ke Semarang! Banyak kuliner ueenaaakkk di ibu kota Jawa Tengah ini. Mulai dari yang pedas, manis sampai segar! Ini 11 diantaranya.

Lumpia Semarang

Kuliner khas peranakan China ini telah melekat kuat sebagai penganan khas Semarang. Ada empat sentra utama penjaja lumpia. Yaitu di Gang Lombok, Jalan Pemuda, Jalan Mataram, Jagalan serta Jalan Pandanaran Semarang. Masing-masing memiliki ciri khas walaupun pengelolanya masih punya ikatan keluarga.
Lumpia Semarang. Foto: Clara Rondonuwu
Lumpia Semarang. Foto: Clara Rondonuwu
Lumpia Gang Lombok no 11 bisa jadi warung lumpia tertua. Kini sudah dikelola generasi ketiga. Warungnya terletak di dekat Klenteng Tay Kak Sie, sekitaran Pasar Johar Semarang dan tidak buka cabang. Mereka menyediakan dua jenis lumpia, basah dan goreng. Kulit lumpia terasa lembut dengan isian yang padat. Paduan rebung muda, udang dan telor terasa pas dan tidak berbau, enak dinikmati bersama saus dan daun bawang segar.
Satu lumpia dibandrol Rp10 ribu. Tergolong mahal tapi juara soal rasa. Warung lumpia ini buka mulai jam 8 pagi sampai jam empat sore. Tapi pada musim liburan atau akhir pekan, tidak jarang warung tutup  sekitar pukul 13.00 -14.00 WIB saking banyak peminat.
Untuk oleh-oleh, lumpia dikemas dalam besek bergaya ‘jadul’, berisi 10 lumpia. Untuk perjalanan luar kota, sebaiknya  membawa lumpia basah yang nantinya bisa digoreng sendiri. Sebab lumpia basah tanpa pengawet ini bisa tahan 3 hari.
Jika ingin menikmati lumpia di warung ini, datanglah awal hari ketika belum terlalu ramai. Tempat makan di sini tergolong sempit, jadi tak akan nyaman menyantap lumpia panas saat  ramai. Pilihan jajan lain di sekitaran gang Lombok yang patut dicoba ialah Es Gang Lombok . Tampilannya cerah berkat sirup merah. Bahan utama es ini menggunakan manisan mangga, kelapa muda dan cincau. Segar!

Tahu gimbal

Pedagang tahu gimbal di Semarang banyak terdapat di sekitaran Taman KB, depan SMA 1 Semarang, Jalan Menteri Supeno. Makan tahu gimbal disini bisa sekalian ‘ngadem’ di taman. Pilihan lain ialah di sekitaran Masjid Baiturrahman, Simpang Lima Semarang. Namun sajian Tahu Gimbal yang terkenal ada di Plampitan. Buka siang hari dan tutup pukul 21.00 WIB.  Hanya saja, warung “Lumayan” ini bisa tutup cepat jika sudah habis. Harga rata-rata Rp8000- Rp10.000.
Tahu gimbal semarang
Racikan tahu gimbal terdiri dari potongan tahu goreng, lontong, tauge, telur ceplok, rajangan kubis mentah dan gimbal.  Gimbal sendiri berwujud bakwan udang. Biasanya si penjual tidak mengiris lontong, tahu dan gimbal dengan pisau, melainkan mengguntingnya dengan gunting besi bergagang hitam. Kemudian, campuran bahan itu diguyur saus kacang petis udang. Nyam!

Tahu Pong

Tahu Pong enak dicamil, berwujud tahu goreng garing  dan gurih, yang dalamnya kosong (kopong). Karena itu dinamai tahu pong. Di Semarang, penjual tahu pong terkenal ada di Jalan Gajah Mada, berseberangan dengan Gereja Bethel. Tempat ini mudah dicapai dari Simpang Lima, berjarak  dua kali perempatan lampu merah.
Tahu pong semarang
Tahu Pong enak dimakan saat panas, dicocol petis udang yang encer, berteman acar dan ulegan kasar cabai hijau. Biasanya tahu pong disajikan dengan gimbal udang dan telur bulat yang digoreng. Kemudian dimakan  dengan cocolan petis tersebut. Harga satu porsi berisi 6 tahu pong ialah Rp6000 saja. Tapi jika ingin versi lengkap tahu pong, gimbal udang dan telor, siapkan Rp12 ribu untuk seporsinya.

Pisang Plenet

Mumpung masih di seputaran Gajah Mada, sempatkan mencoba pisang plenet. Dalam bahasa Jawa, plenet berarti penyet. Diplenet berarti dipenyet atau ditekan. Pisang dibakar diatas bara api hingga layu dan berwarna kecoklatan, lalu diplenet menggunakan papan kecil seperti talenan. Kemudian pisang dioles margarin. Ada tiga pilihan rasa, yaitu meises, selai nanas dan gula putih. Selanjutnya,  satu pisang plenet lainnya ditangkupkan,  seperti sandwich.
Pisang plenet semarang
Untuk pisang plenet, digunakan pisang kepok raja yang  benar-benar manis dan berwarna kuning. Pisang jenis ini banyak didapatkan di pasar-pasar di Semarang, berbeda dengan kepok putih yang terasa sepat dan biasa dijadikan makanan burung. Jika penasaran, berburulah di sore hari ketika gerobak-gerobak penjual pisang plenet mulai berdatangan. Satu porsi pisang plenet dijual dengan harga Rp6000.

Bandeng presto

Salah satu oleh-oleh terkenal dari Semarang ini banyak dijajakan di deretan toko sepanjang Jalan Pandanaran. Salah satu yang terkenal ialan Bandeng Juwana.
Bandeng presto semarang
Bandeng presto ialah bandeng yang dimasak dalam panci bertekanan tinggi (presto). Dikemas dalam kemasan kedap udara, bandeng presto bisa awet bermingu-minggu jika disimpan dalam kulkas. Biasanya, bandeng presto digoreng begitu saja atau dibalut telur. Tersedia sambal khusus sebagai pelengkap. Enak dibuat cocolan bandeng untuk disantap dengan nasi putih yang pulen panas.
Saat ini bandeng presto dijual makin bervariasi. Ada bandeng presto kremes, otak-otak bandeng hingga bandeng yang ‘diselimuti’ telur. Untuk pilihan oleh-oleh, bandeng presto original adalah pilihan terbaik.

Wingko Babad

Toko-toko di sepanjang Jalan Pandanaran yang menjual Bandeng Presto juga menawarkan wingko babad. Penganan khas Semarang ini dikemas dalam besek atau kardus kotak, biasanya muat 20 bungkus. Wingko sendiri merupakan jajanan yang terbuat dari ulenan beras ketan dan kelapa yang dibakar. Rasanya gurih dan awet 2-5 hari walau dibuat tanpa bahan pengawet. Kini tersedia beragam varian rasa, mulai dari kelapa muda, nangka, coklat hingga durian.  Anda akan menemukan banyak wingko babat bermerek Dryana ataupun NN. Meniko. Selain di jalan Pandanaran, sentra penjualan wingko babat ada di Jalan Cenderawasih dengan merek  ’Cap Kereta Api’, D Muljono.
Wingko babat semarang
D. Muljono merupakan pionir usaha wingko di Semarang. Dia berasal dari desa Babad, Jawa Timur.  Dari situlah nama Wingko Babad berasal. Bersama istrinya, D. Muljono merintis bisnis ini sejak tahun 1946. Tak heran jika wingko cap kereta api sangat terkenal. Jika tak hati-hati, Anda bisa salah beli versi palsu-nya. Satu bungkus wingko yang habis sekali makan, dijual dengan harga Rp2000.

Kue Lekker Paimo

Jauh sebelum ragam crepes melanda mal ibu kota, Semarang sudah punya kue lekker. Yang terkenal ialah kue lekker Paimo. Sudah beroperasi sejak 1978 di lapak kaki lima depan SMA Kolose Loyola, Jalan Karanganyar Semarang. Tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit Telogorejo, Semarang.
Kue lekker paimo
Yang istimewa dari kue lekker Paimo ialah sambal pedas dan isian yang yahud! Kalau biasanya kue lekker tersaji tipis dengan isian gula pasir, meises ataupun potongan pisang, maka kue lekker Paimo tersaji dalam dua ketebalan.
Yang tipis kering disebut tipker. Ada pilihan karamel dan coklat. Sedangkan yang tebal memiliki varian isi antara lain telur sosis keju, keju abon, jagung manis, hingga telur sosis tuna keju.  Jika tak suka pedas, lebih baik wanti-wanti sejak awal. Nikmati selagi panas dan rasakan juga sedapnya irisan daun bawang yang ditabur dalam isian kue lekker tebal ini.
Kue Lekker Paimo buka dari pagi hingga sore hari. Tidak jauh dari Lekker Paimo terdapat Asem Asem Koh Liem yang juga banjir peminat.

Es Cong Lik

Es puter khas Semarang ini terkenal karena cita rasa buah yang segar. Tersedia 10 varian rasa hasil olahan buah tanpa bahan pengawet. Antara lain coklat, sirsak, kopyor, leci, kelengkeng hingga belewah dan kacang ijo. Yang populer ialah durian dan alpukat.
Es puter conglik semarang
Es Cong Lik tersedia di Warung Semawis, Pecinan, Semarang. Ada juga penjual Es Cong Lik di depan RS Telogo Rejo ataupun di Simpang Lima, di samping hotel Citraland. Porsinya kecil, sekitar 1-2 scoop es. Harga rata-rata Rp9.000 kecuali durian Rp12.000.
Cong Lik sendiri berasal dari kata “Kacung Cilik” atau pembantu kecil. Sebab pemilik es puter ini, Sukimin, saat kanak-kanak dulu pernah menjadi pelayan orang Jepang yang tinggal di Hotel Jansen, Semarang. Dulu Sukimin memulai bisnis es puter di malam hari sebab tidak mampu menyewa warung untuk jualan. Kini Es Cong Lik bisa dinikmati di siang hari.

Nasi Gandul

Sebetulnya makanan ini termasuk kuliner khas Pati, sebuah kota tidak jauh dari Semarang. Tapi jika tak sempat mampir Pati, bolehlah mencoba di Semarang. Dua warung nasi gandul yang terkenal di Semarang ialah Nasi Gandul Pak Memet di Jalan Dr Cipto dan Nasi Gandul Pak Subur di depan Rumah Sakit Umum Telogorejo.
Nasi Gandul.
Nasi Gandul, aslinya dari Pati tapi mudah dijumpai di Semarang.
Nasi Gandul berwujud nasi putih hangat yang disajikan bersama lauk dari sapi, bisa daging, lidah, jeroan, paru, apapun bagian lainnya dari badan sapi. Lalu diguyur kuah campuran kaldu dan santan berwarna kecoklatan, keruh dan encer.
Sebagai pelengkap ialah jeruk nipis, tempe yang digoreng garing serta sambal. Paling enak dinikmati sembari diselingi teh manis panas. Porsi nasi biasanya sedikit saja, dengan kuah yang ‘banjir’ diatas alas daun pisang. Karena itu wajar jika banyak pengunjung yang minta tambah hingga 3-5 piring!
Nasi Gandul paling nikmat disantap pada malam hari. Apalagi saat hujan. Tapi hati-hati yang punya kolesterol tingi ya!

Mi Kopyok (Mi Lontong)

Makanan yang dijual di pagi hari ini berupa mie kuning dicampur tauge dan remah karak atau gendar, semacam kerupuk dari nasi. Kemudian, disiram kuah berupa air bawang putih, ditaburi daun seledri dan bawang goreng lalu diberi kecap manis.
Mie kopyol semarang
Meski membuat mie kopyok sangat mudah, biasanya orang Semarang suka beli di salah satu penjual yang terkenal, Mie Kopyok Pak Dhuwur. Warung tenda sederhana ini terletak di Jalan Tanjung, di belakang kantor PLN. Harganya ringan di kantong, cuma Rp7000 saja. Tapi rasanya, cukup lah untuk memulai petualangan kuliner yang mengesankan di Semarang.

Nasi Ayam Semarang

Jika Anda pernah menyantap nasi liwet khas Solo, maka Anda akan menemukan kemiripan pada nasi ayam semarang. Nasi yang digunakan ialah nasi gurih, berlauk suwiran daging ayam, sambal goreng labu dan krecek, dilengkapi tahu bacem ataupun tahu putih dan kuning, serta telur pindang yang kecoklatan. Racikan itu kemudian diguyur kuah santan kuning yang gurih. Agar tambah sedap, lengkapi dengan sambal dan kerupuk. Jika suka, santap bersama sate jerohan yang tersedia.
Nasi ayam khas semarang
Nasi ayam ada yang disajikan langsung di pincuk daun pisang, atapun piring dengan alas daun pisang. Beberapa warung nasi ayam yang bisa dicoba ialah Nasi Ayam Bu Wido di Jalan Melati Selatan, Nasi Ayam Bu Nyoto di Jl MT Haryono (buka malam hari), serta Nasi Ayam Karangkojo di depan RS Telogorejo, Simpang Lima.  Di warung nasi ayam Bu Nyoto, sepincuk dihargai Rp10 ribu, dengan krupuk gratis semau Anda.
Kalau sudah kenyang kuliner-an di Semarang, bisa deh jalan-jalan ke:

7 Tempat Belanja Murah di Semarang

7 Tempat Belanja Murah di Semarang


Dibandingkan Yogyakarta atau Solo, Semarang mungkin memang tak seterkenal mereka. Namun, Kota Semarang pun tak kalah menarik dengan Kota-Kota tujuan wisata di Pulau Jawa. Semarang lebih dikenal sebagai kota perdagangan. Berikut adalah tempat belanja murah di kota ini.

1. Pasar Johar
.

Pasar yang terdiri dari dua lantai ini berlokasi di pinggir kali Semarang, dan merupakan pusat kegiatan ekonomi warga Semarang sejak dulu. Pasar ini telah berusia lebih dari 70 tahun, dan wisatawan selalu mampir kesini untuk mencari oleh-oleh yang murah meriah dan komplit. Disini terdapat penjual baju, buah-buahan, vcd, kain gorden, peralatan rumah tangga dan dapur, tas kain dan batik, sepatu dan penjual-penjual yang tidak berkios permanen, seperti penjual jam tangan, reparasi elektronik, dan makanan, piala dan tropi, aneka kacamata, batu akik. Selain itu masih ada souvenir pernikahan dan berbagai macam pernak-pernik lainnya. Tentunya semua ini ditawarkan dengan harga murah dan masih bisa ditawar. Tak ubahnya seperti Mall, di Pasar Johar pun sangat ramai dan padat pengunjung, tetapi panas tidak menghalangi masyarakat untuk berbelanja disini. Kawasan ini terletak pada pusat Kota Semarang, kecamatan Semarang Tengah, kelurahan Kauman, di jalan Kaligawe Tambakrejo.


2. Pasar Semawis.

Pasar Semawis hanya buka pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu malam mulai pukul 18.00-23.00 di Gang Warung. Ditempat ini terdapat ratusan penjual makanan yang menjajakan berbagai jenis makanan yang tidak hanya terbatas pada kuliner khas Semarang tapi juga makanan yang mewakili komunitas Arab, Pakistan dan India. Berbagai minuman dan makanan ringan juga bisa dijumpai di sini seperti Wedang Ronde, Wedang Kacang Tanah, aneka teh dengan berbagai merek tempo dulu serta tak ketinggalan pula Es Conglik. Panganan lain seperti kue Serabi Kuah Khas Kalicarik dan Lumpia. Menjelang perayaan imlek, diberbagai sudut Kawasan Pecinan dihiasi berbagai macam hiasan seperti lampion merah atau spanduk dimana-mana. Selain itu juga ada pertunjukan kesenian dan kebudayaan Cina seperti opera klasik, barongsai, wushu, wayang potehi yaitu wayang golek khas Tionghoa, seni kaligrafi, konsultasi Feng Shui, hingga pengobatan tradisional khas Cina.


3. Pasar Gang Baru.

Pasar ini terletak disebuah gang atau lorong ditengah-tengah wilayah pecinan. Aktifitas pasar dimulai pada pagi hari sekitar jam 5, pedagang dari berbagai daerah sekitar Semarang berdatangan dan menawarkan berbagai jenis barang di pasar ini. Pasar tradisional yang sudah berumur puluhan tahun ini menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari bahan makanan, obat-obatan tradisional, pakaian, hingga perlengkapan upacara ritual masyarakat Tionghoa. Letak pasar Gang Baru berada diantara jalan Beteng dan Gang Belakang, dapat dicapai melalui jalan Sebandaran atau dari Gang Warung. Juga ada jalan kecil yang dapat dilalui oleh pejalan kaki atau kendaraan roda dua melalui Gang Cilik dan Gang Pasar baru.  Waktu yang paling ideal mengunjungi pasar ini adalah mulai jam 6 hingga jam 10 pagi, pada jam tersebut pasar masih lengkap menyajikan berbagai barang, selebih dari jam 10 biasanya sudah banyak pedagang yang kehabisan stok sehingga pasar mulai lengang, kebanyakan hanya pedagang yang tinggal di Gang Baru dan rata-rata menjual bahan-bahan makanan dan perlengkapan upacara ritual Tionghoa.


4. Kampung Batik Semarang.

Kampung Batik Semarang memang tidak selengkap di Kampung Batik Laweyan. Namun Anda bisa mendapatkan beberapa hal yang sama di dua tempat tersebut yaitu batik dan belajar membatik, serta sejarah batik.  Sekarang ini ada sekitar empat pengrajin batik di Kampung Batik Semarang. Masing-masing tempat usaha ada yang memiliki lebih dari 10 orang karyawan, ada pula yang hanya sekitar 5 karyawan. Sedangkan di Semarang secara keseluruhan, ada sekitar 20 pengrajin batik motif Semarangan, dengan sekitar 600 motif batik khas Semarangan yang motifnya hampir sama dengan batik Pekalongan yang menonjolkan flora dan fauna sebagai motif utama. Namun dalam perkembangannya, batik Semarangan lebih condong ke budaya China. Sedangkan batik Pekalongan lebih terpengaruh budaya Belanda. Perbedaan lain yang tampak jelas adalah dengan adanya perpaduan warna yang digunakan. Ciri khas lain batik Semarangan adalah mengusung motif icon Kota Semarang. Seperti Gedung Lawang Sewu, Tugu Muda, dan buah asam.
Lokasinya tidak jauh dari Bundaran Bubakan, Semarang Tengah. Bagi yang belum tahu Bundaran Bubakan, bundaran ini cukup dekat dari pusat kota Semarang. Jika anda dari Pasar Johar, cari saja jalan yang menuju arah Jalan Patimura atau Dr Cipto. Sedang jika anda dari Simpang Lima, bisa menuju Jalan MT Haryono, terus saja ke arah Pasar Johar. Setelah sampai Bundaran Bubakan arahkan kendaraan ke arah Jalan Patimura. Sebelum masuk Jalan Patimura, Anda akan melihat Hotel Djelita, tidak jauh di sebelah kirinya ada gapura cukup besar, dan ada tanda bertuliskan Jl. Batik.


5. Kampoeng Semarang.

Tempat ini berada di sebuah lahan 4.000 meter persegi. Pemilik Kampoeng Semarang, Wenny Sulistiyowati menyebutkan sejumlah fasilitas yang ditawarkan di pusat kerajinan dan oleh-oleh ini di antaranya, WeBe Fashion Bags, galery batik, pusat souvenir, pusat oleh-oleh, restoran dan kafe, galeri yang memanjakan anak-anak, homeware yang menyediakan aneka pernik-pernik rumah, dan tempat pertemuan
Pusat Oleh-oleh dan Souvenir. Tempat ini terletak hanya tiga kilometer dari Bandara Ahmad Yani Semarang dan dua kilometer dari Pelabuhan Tanjung Emas. Kampoeng Semarang berada di jalan Raya Kaligawe Km. 1, No 96. 


6. Pusat Belanja Simpang Lima dan Pusat Oleh–oleh Khas Semarang Jalan Pandanaran. 

Kedua tempat ini adalah daerah wisata belanja dan kuliner. Di kawasan Simpang Lima merupakan pusat belanja modern dimana terdapat tiga mall besar dan banyak pertokoan. Jika hari libur Lapangan Simpang Lima, menjadi pusat jualan rakyat yang barangnya beraneka ragam dan cukup murah tentunya. Jangan lupa beli nasi ayam atau tahu gimbal disana. Di jalan Pandanaran, disini banyak tempat oleh–oleh khas Semarang seperti lumpia, wingko babat, bandeng presto, dan lain-lain.


7. Pasar Burung Karimata. 

Wisata Semarangan bagi seorang penghobi hewan piaraan yang tidak boleh terlewat adalah Pasar Burung Karimata. Pasar Burung Karimata sebagai satu-satunya pasar burung resmi di Semarang sebagai tempat jual beli burung, tempat lomba kicau burung, juga sebagai wadah perkumpulan bagi pecinta burung. Mau mencari peliharaan yang berkicau jenis apa saja ada termasuk pakannya. Dari lapangan pancasila simpang lima, ambil kiri ke jalan K.H. Ahmad Dahlan yang ada R.S.U. Telogo REJO, lurus terus sampai bertemu jalan D.I. Panjaitan, kemudian belok kanan setelah lewat satu lampu merah sudah bertemu jalan Kartini.
Sumber:
http://visitsemarang.com/category/term/belanja
http://simpang5.wordpress.com/2010/11/15/mengunjungi-kampung-batik-semarang/
http://www.solopos.com/2012/05/10/pusat-oleh-oleh-kampoeng-semarang-resmi-dibuka-184777 
http://www.muramanaya.com/11/7-tempat-belanja-murah-di-semarang/